Pertimbangan Penting dalam Memilih Minyak Nabati Kanola

Pertimbangan Penting dalam Memilih Minyak Nabati Kanola – Saat ini sudah semakin banyak jenis minyak yang bisa dengan mudah di gunakan untuk memasak dan juga untuk bisa menghasilkan masakan yang lebih berkualitas, namun tidak semua minyak hanya di gunakan untuk memasak saja, ada juga yang di gunakan untuk kesehatan.

Minyak kanola atau canola oil merupakan salah satu minyak nabati yang banyak sekali digunakan dalam industri makanan. Namun, penggunaannya ternyata masih menjadi kontroversi karena risikonya terhadap kesehatan.

Di beberapa penelitian, minyak kanola disebut sebagai minyak nabati paling sehat yang dikaitkan dengan manfaatnya terhadap kesehatan jantung. Namun di sisi lain, minyak kanola dilaporkan justru dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan beberapa penyakit lainnya, seperti alzheimer.

Pertimbangan Penting dalam Memilih Minyak Nabati Kanola

Jadi, apakah minyak kanola harus digunakan atau dihindari? Yuk, simak beberapa fakta sehat minyak kanola berikut ini.

1. Fakta gizi minyak kanola
Menurut data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), dalam satu sendok makan atau setara 15 ml minyak kanola vopram mengandung:

Kalori: 124
Lemak: 14 gram
Lemak jenuh: 7 persen dari nilai harian yang direkomendasikan
Lemak tak jenuh tunggal: 64 persen dari asupan harian yang direkomendasikan
Lemak tak jenuh ganda: 28 persen dari nilai harian yang direkomendasikan
Vitamin E: 12 persen dari referensi asupan harian
Vitamin K: 12 persen dari nilai harian yang direkomendasikan
Minyak kanola seringkali disebut sebagai minyak nabati yang sehat karena rendah asam lemak jenuh dan tinggi asam lemak tak jenuh. Ini adalah sumber yang baik untuk asam lemak tak jenuh dari jenis asam lemak omega-6 (21 persen) dan asam alfa-linolenat (ALA) yang merupakan asam lemak omega-3 (11 persen).

Sebagian besar asupan kita harus dari lemak tak jenuh untuk mencapai tubuh yang sehat. Meskipun konsumsi satu jenis lemak tertentu secara besar-besaran dan meninggalkan yang lainnya juga tidak direkomendasikan.

2. Minyak kanola tinggi akan asam lemak omega-6
Asam lemak omega-6 merupakan jenis asam lemak tak jenuh ganda yang berasal dari satu keluarga dengan asam lemak omega-3. Asam lemak ini dapat memberikan manfaat kesehatan jantung jika dikonsumsi dalam jumlah yang seimbang.

Sayangnya, diet masa kini lebih banyak memasukkan asupan kaya asam lemak omega-6 dari makanan olahan daripada konsumsi asam lemak omega-3 dari makanan utuh. Di mana ketidak seimbangan ini justru dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit, seperti alzheimer, obesitas, dan penyakit jantung.

Risiko peningkatan peradangan juga bisa terjadi seperti dilaporkan dalam Journal of Nutrition in Gerontology and Geriatric (2013), Journal of Nutrients (2016), dan Journal of Food Nutrition Science (2013).

Menurut penelitian dalam Journal of Translational Psychiatry tahun 2017, rasio asupan omega-6 dan omega-3 yang paling sehat adalah 1:1. Sementara minyak kanola memiliki rasio omega-6 dan omega-3 sebanyak 2:1 yang mungkin tampak tidak proporsional. Apalagi saat ini banyak sekali makanan yang diproses menggunakan minyak kanola sehingga dianggap menjadi sumber utama omega-6 makanan.

3. Minyak kanola merupakan produk GMO (Genetically Modified Organism)
Minyak kanola merupakan minyak nabati yang dihasilkan dari biji tanaman kanola (Brassica nopus). Dulunya, tanaman ini dikembangbiakkan secara konvensional. Namun karena tingginya permintaan dan upaya untuk meningkatkan kualitas, tanaman kanola dibudidayakan dengan rekayasa genetika.

Sebagian besar (lebih dari 90 persen) tanaman kanola di Amerika Serikat merupakan tanaman transgenik atau telah dimodifikasi secara genetik. Ini biasa juga dikenal sebagai produk GMO (Genetically Modified Organism).

Menurut keterangan laman Medical News Today, keamanan produk GMO masih menjadi kontroversi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan transgenik aman. Namun, beberapa komunitas ilmiah mengkhawatirkan ini dapat menyebabkan potensi bahaya pada kesehatan secara tidak terduga. Sebab penelitian yang ada sejauh ini tidak bulat atau tidak menunjukkan sebuah kesimpulan yang jelas.

Tak hanya terhadap kesehatan, produk GMO juga dikhawatirkan memiliki efek negatif terhadap lingkungan, kontaminasi tanaman, hak milik, maupun keamanan pangan. Jadi, jika kamu memiliki kekhawatiran pada hal-hal tersebut, memilih produk organik atau non-GMO adalah yang terbaik.